Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.1

Selamat bertemu kembali dengan saya dan kali ini saya akan menuliskan tentang jurnal refleksi dwi mingguan saya pada modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin. Jurnal refleksi ini harus dituangkan kedalam jurnal refleksi setiap saya menyelesaikan materi setiap modul. dan jurnal refleksi ini merupakan tugas yang wajib harus dilakukan pada pendidikan guru penggerak oleh semua Calon Guru Penggerak.

Kegiatan dan pelajaran dalam modul 3.1 ini telah selesai saya ikuti maka saya akan menuliskan refleksi saya seperti biasanya. Saya akan menuliskan semua pengalaman saya dan semua yang saya rasakan selama mempelajari modul 3.1 ini dalam artikel ini. Dengan model 4F yang dapat diterjemahkan model 4P yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway yaitu:


1. Fact (Peristiwa)

Kegiatan pada Modul 3.1 dimulai dari tanggal 31 Maret 2023 yaitu mempelajari materi mulai dari diri. Pada materi ini saya mempelajari materi dan membuat pertanyaan maupun pernyataan tentang kasus atau persoalan yang diberikan dalam LMS.

Kemudian pada tanggal 3 sampai dengan 4 April 2023 saya mempelajari materi Eksplorasi Konsep diantaranya Mengaktifkan pengetahuan awal (prior knowledge) dan mengamati keterampilan seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan dengan berada di antara berbagai pemangku kepentingan, di antaranya murid, orang tua murid, guru, yayasan, dan pihak komunitas sekolah.

Pada tanggal 5 April 2023, Pengajar Praktik saya yaitu ibu Nurlindayani, S.Pd berkunjung ke sekolah untuk melakukan Pendampingan Individu. Dalam proses pendampingan individu, beliau membatas tentang teknik coaching untuk supervisi akademik.

Pada tanggal 6 April 2023 masuk ruang kolaborasi. Pada ruang kolaborasi ini kami di dibagi dalam kelompok untuk membahas tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin dengan mempertimbangkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan yang dibimbing oleh Fasilitator yaitu Bapak Irvan, S.Pd dengan didampingi juga oleh Pengajar Praktik Ibu Nurlindayani, S.Pd. Dalam pertemuan pertama di ruang kolaborasi kami diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan rekan sesama kelompok untuk membahas sebuah penyelesaian kasus dan mengambil keputusan sesuai dengan nilai-nilai kebajikan seorang pemimpin dan selanjutnya di presentasikan pada pertemuan ruang kolaborasi berikutnya.







 
Pada tanggal 11 sampai dengan 12 April 2023 masuk ke Demonstrasi Kontekstual. Dalam demontrasi kontekstual kali ini kami diminta untuk melakukan suatu analisis atas penerapan proses pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajarinya tentang berbagai paradigma, prinsip, pengambilan dan pengujian keputusan di sekolah asal masing-masing dan di sekolah/lingkungan lain.

Pada tanggal 13 April 2023 saya masuk pada materi elaborasi pemahaman lewat vcon bersama instruktur nasional yaitu ibu Nina Ratna Suminar, S.Sos,M.Si. Disini instruktur memberikan penguatan tentang modul 3.1 yaitu mengelaborasi pemahamannya tentang paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan. Kemudian membuat koneksi antar materi, mengaitkan materi sebelumnya dengan materi sekarang serta membuat kesimpulan.



 

Pada hari sabtu, tanggal 15 April 2023, kami mengikuti Lokakarya 4 yang bertempat di SDN 6 Syamtalita Bayu Kabupaten Aceh Utara. Dalam Lokakarya 4, di dampingin oleh Pengajar Praktik, kami membahas serta mempresentasikan hasil diskusi tentang modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin.


2. Feeling (Perasaan)

Saya merasa sangat senang selama proses belajar karena saya mempelajari ilmu pengetahuan baru yang sangat penting bagi seorang pemimpin pembelajaran. Sebagai seorang guru penggerak, saya harus memimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, melatih guru lain, mempromosikan kolaborasi antara guru, dan memajukan kepemimpinan siswa.

Untuk melakukan tugas tersebut dengan baik, saya harus memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang didasarkan pada nilai-nilai kebajikan. Seperti yang saya pelajari, seorang guru penggerak harus memiliki nilai-nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan mendukung murid.

Ketika mengambil keputusan, seorang pemimpin harus mempertimbangkan tiga unsur penting, yaitu mendukung murid, bertanggung jawab, dan didasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal. Selama mempelajari konsep materi dari awal hingga modul ini, saya menemukan banyak keterkaitan yang membantu saya memahami konsep tersebut dengan lebih baik dan membentuk pemahaman baru bagi saya.


3. Findings (Pembelajaran)

Saya belajar dari modul 3.1 bahwa sebagai seorang pemimpin, pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan adalah suatu keterampilan yang sangat penting. Dalam pengambilan keputusan, terkadang terdapat banyak kepentingan yang saling bersinggungan dan dapat menyebabkan beberapa pihak merasa dirugikan atau tidak puas dengan keputusan yang diambil.

Namun, semakin sering kita melakukan pengambilan keputusan, semakin terlatih dan fokus dalam mengambil keputusan yang tepat. Meskipun sulit untuk memilih antara beberapa pilihan yang benar, sebagai pemimpin, kita harus mempertimbangkan tiga unsur penting dalam pengambilan keputusan, yaitu mendukung murid, didasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab atas semua konsekuensi dari keputusan yang diambil.

Ketika kita berada dalam situasi dilema etika, terdapat nilai-nilai kebajikan mendasar yang saling bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab, dan penghargaan akan hidup.

Dalam paradigma situasi dilema etika, terdapat kategori seperti individu vs kelompok, keadilan vs kasih sayang, kebenaran vs kesetiaan, serta jangka pendek vs jangka panjang. Terdapat tiga prinsip pengambilan keputusan yang dapat digunakan dalam menghadapi dilema etika, yaitu berpikir berdasarkan hasil akhir, berpikir berdasarkan peraturan, dan berpikir berdasarkan rasa peduli.

Dalam menghadapi situasi dilema etika atau bujukan moral yang membingungkan, terdapat 9 langkah yang dapat digunakan sebagai panduan untuk mengambil keputusan dan menguji keputusan yang akan diambil.

Pertama, mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi tersebut. Kedua, menentukan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut. Ketiga, mengumpulkan fakta-fakta relevan yang berkaitan dengan situasi tersebut. Keempat, melakukan pengujian benar atau salah dengan menguji legalitas, regulasi/standar profesional, intuisi, publikasi, dan panutan/idola. Kelima, melakukan pengujian paradigma benar lawan benar. Keenam, melakukan prinsip resolusi. Ketujuh, melakukan investigasi opsi trilema. Kedelapan, membuat keputusan. Dan terakhir, kesembilan, melihat kembali keputusan dan merenungkannya kembali. Perlu diperhatikan bahwa sembilan langkah pengambilan keputusan ini adalah panduan, bukan sebuah metode yang kaku dan harus diadaptasi dengan situasi yang sedang dihadapi.


4. Future (Penerapan)

Saya akan mengaplikasikan konsep pengambilan keputusan yang telah dipelajari, termasuk empat paradigma, tiga prinsip, dan sembilan langkah, untuk meningkatkan keterampilan saya dalam membuat keputusan. Selain itu, saya akan berbagi pengetahuan tentang materi baru yang telah dipelajari melalui berbagai media, baik secara langsung maupun melalui platform digital agar dapat diakses dengan mudah oleh rekan-rekan guru lainnya.

ini adalah hasil refleksi dari pengalaman dan pemahaman saya selama dua minggu belajar di modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin. Saya berharap tulisan ini dapat memberikan pencerahan dan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi saya sendiri.

Sekian uraian yang dapat saya sampaikan dalam Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.1 Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Provinsi Aceh.


www.pakiqin.com/ search/label/CGP-7
Alamat Portofolio Digital

Ahmad Sodiqin, S.ST
Calon Guru Penggerak Angkatan 7

Nurlindayani, S.Pd
Pengajar Praktik

IRVAN, S.Pd
Fasilitator

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel