Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.1


Selamat bertemu kembali dengan saya dan kali ini saya akan menuliskan tentang jurnal refleksi dwi mingguan saya pada modul 2.1 tentang Pembelajaran Berdiferensiasi. Jurnal refleksi ini harus dituangkan kedalam jurnal refleksi setiap saya menyelesaikan materi setiap modul. dan jurnal refleksi ini merupakan tugas yang wajib harus dilakukan pada pendidikan guru penggerak oleh semua Calon Guru Penggerak.

Kegiatan dan pelajaran dalam modul 2.1 ini telah selesai saya ikuti maka saya akan menuliskan refleksi saya seperti biasanya. Saya akan menuliskan semua pengalaman saya dan semua yang saya rasakan selama mempelajari modul 2.1 ini dalam artikel ini. Dengan model 4F yang dapat diterjemahkan model 4P yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway yaitu:

1. Fact (Peristiwa)

Kegiatan pada Modul 2.1 dimulai dari tanggal 8 Februari 2023 yaitu diadakan pre-test modul 2 untuk mengukur kemampuan dan pemahaman awal. Selanjutnya saya mempelajari materi mulai dari diri. Pada materi ini saya mempelajari materi dan membuat pertanyaan maupun pernyataan tentang kasus atau persoalan yang diberikan dalam LMS.

Kemudian pada tanggal 9 sampai dengan 13 Febaruari 2023 saya mempelajari materi Eksplorasi Konsep yang terdiri dari penerapan diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk serta bagaimana mengelola pembelajaran secara efektif sehingga dapat memenuhi kebutuhan belajar murid saya.

Pada tanggal 6 Februari 2023, Pengajar Praktik saya yaitu ibu Nurlindayani, S.Pd berkunjung ke sekolah untuk melakukan Pendampingan Individu (PI 2). Dalam proses pendampingan individu, saya melakukan presentasi tentang usulan visi misi dan prakarsa perubahan di depan kepala sekolah dan rekan guru di SMK Negeri 1 Tanah Jambo Aye. Selanjutnya kepala sekolah, rekan guru dan beberapa murid melakukan refleksi dari apa aksi nyata dan prakarsa perubahan yang saya usulkan.






Pada tanggal 13 Febrruari 2023, kami mengikuti Lokakarya 2 yang bertempat di SDN 6 Syamtalita Aron Kabupaten Aceh Utara. Dalam Lokakarya 2, di dampingin oleh Pengajar Praktik, kami membahas serta mempresentasikan hasil dari aksi nyata modul 1.4 yaitu tentang Budaya Positif serta visi misi dan prakarsa perubahan.



Pada tanggal 16 Februari 2023 masuk ruang kolaborasi. Pada ruang kolaborasi ini saya mempelajari materi dan menjawab pertanyaan yang ada di LMS serta saya memberikan tanggapan pernyataan teman calon guru penggerak lainnya. Disini saya dan teman-teman calon guru penggerak lain dibimbing Fasilitaor yaitu Bapak Irvan, S.Pd dengan didampingi juga oleh Pengajar Praktik Ibu Nurlindayani, S.Pd. Dalam diskusi ini calon guru penggerak memahami tentang pembelajaran berdiferensiasi melalui sebuah beberapa kasus yang diberikan oleh fasilitator, kemudian pada pertemuan ruang kolaborasi selanjutnya kami mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang kasus yang diangkat dan dibahas sebelumnya.




Pada tanggal 17 Februari 2023 bersama fasilitator kami secarra bergantian melakukan diskusi dan presentasi kelompok. Setelah presentasi tugas kelompok semakin sempurna diunggah ke LMS pada sesi unggah ruang kolaborasi.




Pada tanggal 16 Februari 2023 masuk ke Demonstrasi Kontekstual. saya pada kegiatan ini diminta untuk mempraktikkan tentang pembelajaran berdiferensiasi dalam bentuk RPP. Selanjutnya untuk diunggah di LMS.

Pada tanggal 21 Februari 2023 saya masuk pada materi elaborasi pemahaman lewat vcon bersama instruktur nasional Bapak HARBI. Disini instruktur memberikan penguatan tentang modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi. Kemudian saya diminta untuk membuat koneksi antar materi, mengaitkan materi sebelumnya dengan materi sekarang serta membuat kesimpulan.

2. Feeling (Perasaan)

Pada modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi membuat saya merasa sangat senang namun penasaran karena harus memperhatikan semua kebutuhan murid yang tentu satu sama lain berbeda kebutuhan. Selama ini saya hanya berfokus pada ketercapaian materi kurikulum, sehingga harus harus mengejar ketuntasan belajar. dampak yang ada adalah belum semua murid dapat belajar sesuai dengan kebutuhannya dan ada sedikit pengabaian tentang ternyata banyak keberagaman kebutuhan belajar murid dalam satu kelas.

Hal ini tentunya harus kita kaitkan dengan nilai-nilai Filososfi pendidkan menurut KH Dewantara bahwa belajar adalah menuntun murid untuk mencapai tujuan belajar dan dalam mencapai tujuan belajar tersebut diharapkan guru dapat menuntun murid dengan berbagai macama cara atau metode yang sesuai dengan kebutuhan murid. Saya sangat senang dan lebih memahami menjadi tahu dalam menyusun RPP dengan pembelajaran berdiferensiasi. Saya sangat bahagia bisa menyusun langkah-langkah pembelajran untuk menyelaraskan dengan karakteristik murid. Saya sangat senang karena banyak hal yang saya dapatkan dari pelatihan ini dan siap saya terapkan di kelas serta berbagi dengan rekan sejawat dan disekolah ataupun lingkup yang lebih luas lagi.

3. Findings (Pembelajaran)

Pembelajaran berdiferensiasi itu dibuat agar para guru dapat melaksanakan pembelajaran yang mampu untuk mengakomodir semua kebutuhan belajar murid. Guru harus mampu untuk memiliki kepekaan dalam merespon semua kebutuhan murid. Tentu dalam mememnuhi kebutuhan murid ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti : Kesiapan belajar (Readiness), Minat belajar, Profil belajar murid.

Kemudian dalam pembelajaran berdiferensiasi kita juga harus memperhatikan beberapa strategi antara lain: Diferensiasi proses, Diferensiasi konten, Diferensiasi produk

Dalam proses penilaian, guru menggunakan penilaian berjenjang, dengan harapannya semua murid memperoleh kesempatan yang sama dalam mengikuti pembelajaran, sehingga murid akan mendapatkan lingkungan yang aman dan nyaman dalam proses pembelajaran. Kali ini saya mendapatkan pelajaran tentang bagaimana kita menyiapkan pembelajaran dengan model berdiferensiasi. Dan tentu saja ini sangat bermanfaat agar semua kebutuhan murid minimal dapat kita akomodir.

4. Future (Penerapan)

Dalam modul ini, saya belajar untuk lebih memperhatikan kompetensi saya dalam memilih aktivitas belajar yang sesuai dengan gaya belajar murid. Hal ini tentu untuk menghindari dari pengalaman be3lajar yang kurang tepat, kurang berpihak pada murid dan kuang menyenankan. Akan saya coba terapkan di kelas dan imbaskan kepada rekan sejawat di sekolah bahkan di lingkup yang lebih luas sehingga harapan saya semua guru dapat mengetahui seperti apa itu penvelajaran berdiferensiasi dan bagaimanakah penerapannya di kelas dalam pembelajaran.

Agar pembelajaran berdiferensiasi dapat terlaksana dengan baik dan efektif, maka perlu dilakukan pemetaan kebutuhan belajar murid yaitu berdasarkan kesiapan murid, minat murid dan profil belajar murid. Penilaian ini dilakukan yaitu dengan asesemen diagnostik non kogitif. Data pemetaan ini dapat diperoleh dari data tahun lalu atau pada semester sebelumnya. Bisa melalui angket, soal pilhan ganda, wawancara, pengamatan dan lainnya sessama rekan guru dan wali murid.

Bagi saya ini merupakan materi yang sangat baik agar dapat kami terapkan di sekolah, berbagi dengan rekan guru ataupun dengan murid baik disekolah maupun di luar sekolah. Dalam proses ini tentu saja saya akan belajar dan terus belajar. Semoga saya dapat terus berkontribusi dalam memajukan dunia pendidikan ke arah byang lebih maju lagi sehingga kita dapat mempersiapkan murid menjadi pemimpin.

Sekian uraian yang dapat saya sampaikan dalam Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.1 Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Provinsi Aceh.


www.pakiqin.com/ search/label/CGP-7
Alamat Portofolio Digital

Ahmad Sodiqin, S.ST
Calon Guru Penggerak Angkatan 7

Nurlindayani, S.Pd
Pengajar Praktik

IRVAN, S.Pd
Fasilitator



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel