Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.2

Selamat bertemu kembali dengan saya dan kali ini saya akan menuliskan tentang jurnal refleksi dwi mingguan saya pada modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional. Jurnal refleksi ini harus dituangkan kedalam jurnal refleksi setiap saya menyelesaikan materi setiap modul. dan jurnal refleksi ini merupakan tugas yang wajib harus dilakukan pada pendidikan guru penggerak oleh semua Calon Guru Penggerak.

Kegiatan dan pelajaran dalam modul 2.2 ini telah selesai saya ikuti maka saya akan menuliskan refleksi saya seperti biasanya. Saya akan menuliskan semua pengalaman saya dan semua yang saya rasakan selama mempelajari modul 2.2 ini dalam artikel ini. Dengan model 4F yang dapat diterjemahkan model 4P yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway yaitu:

1. Fact (Peristiwa)

Kegiatan pada Modul 2.2 dimulai dari tanggal 23 Februari 2023 yaitu mempelajari materi mulai dari diri. Pada materi ini saya mempelajari materi dan membuat pertanyaan maupun pernyataan tentang kasus atau persoalan yang diberikan dalam LMS.

Pada tanggal 28 Februari 2023 masuk ruang kolaborasi. Pada ruang kolaborasi disini saya dan teman-teman calon guru penggerak lain dibimbing Fasilitaor yaitu Bapak Irvan, S.Pd dengan didampingi juga oleh Pengajar Praktik Ibu Nurlindayani, S.Pd. melakukan diskusi kelompok tentang 5 ide penerapan 5 KSE sesuai dengan karakteristik jenjang SMA/SMK.




Kemudian pada pertemuan ruang kolaborasi selanjutnya yaitu pada tanggal 2 Maret 2023 kami mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang kasus yang diangkat dan dibahas sebelumnya.



Pada tanggal 3 Maret 2023 masuk ke Demonstrasi Kontekstual. saya pada kegiatan ini diminta untuk mempraktikkan tentang Penerapan pembelajaran Sosial dan Emosional yang dipadukan dengan pembelajaran berdiferensiasi dalam bentuk RPP. Selanjutnya untuk diunggah di LMS.

Pada tanggal 6 Maret 2023 saya masuk pada materi elaborasi pemahaman lewat vcon bersama instruktur nasional Bapak HARBI. Disini instruktur memberikan penguatan tentang modul 2.2 tentang pembelajaran sosial dan emosional. Kemudian saya diminta untuk membuat koneksi antar materi, mengaitkan materi sebelumnya dengan materi sekarang serta membuat kesimpulan.

2. Feeling (Perasaan)

Banyak hal yang saya tidak sadari sebelumnya bahwa ternyata saya sudah melakukan pembelajaran social emosial ini. Perasaan saya setelah mempelajari modul ini adalah senang dan termotivasi, dan percaya bahwa saya akan mampu menerapkan Pembelajaran Sosial dan Emosional dengan mengintegrasikan 5 Kompetensi Sosial Emosional.

3. Findings (Pembelajaran)

Saya memahami serta menyadari pentingnya perkembangan murid secara holistik, bukan hanya intelektual, tetapi juga fisik, emosional, sosial, dan karakter. Lemahnya perkembangan sosial emosional para murid terlihat dengan meningkatnya perilaku negatif murid, performa akademik murid menurun, terjadi kasus perundungan, tawuran, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, murid dengan gangguan emosional seperti stres, kecemasan, depresi, bahkan kasus bunuh diri pada usia remaja.

Oleh karenanya penting sekali pembelajaran yang dapat menumbuhkan kompetensi sosial dan emosional murid. Sudah sepatutnya sebagai guru saya memikirkan bagaimana menuntun mereka untuk mencapai kodratnya, bagaimana membimbing mereka agar dapat mengeksplorasi dan mengaktualisasikan seluruh potensi dalam dirinya setinggi- tingginya, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat, hingga dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaannya. Ini merupakan sebuah tantangan besar, namun dengan semangat dan tindakan yang nyata tentunya akan terlaksana dengan baik.

Materi yang luar biasa yang saya dapatkan di modul 2.2 ini. Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Pembelajaran Sosial dan Emosional berupaya menciptakan lingkungan dan pengalaman belajar yang menumbuhkan 5 kompetensi sosial dan emosional yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Pembelajaran 5 KSE tersebut akan dapat menghasilkan murid-murid yang berkarakter, disiplin, santun, jujur, peduli, responsif, proaktif, mendorong anak untuk memiliki rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan, sosial, budaya, dan humaniora. Semua ini selaras dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi dalam Standar Nasional Pendidikan.

4. Future (Penerapan)

Setelah mempelajari modu1 2.2. saya bertekad untuk untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being)secara optimal.

Saya akan berusaha menerapkan konsep pembelajaran sosial dan emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) kompetensi sosial dan emosional (KSE), yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

Saya akan mempraktikkan konsep kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar pengembangan 5 (lima) kompetensi sosial dan emosional (KSE) Dan saya akan berusaha mengimplementasikan Pembelajaran Sosial dan Emosional berbasis kesadaran penuh (mindfulness) melalui pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktek mengajar dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan penguatan kompetensi sosial dan emosional pendidik dan tenaga kependidikan (pendidik dan tenaga kependidikan) di sekolah..

Sekian uraian yang dapat saya sampaikan dalam Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.2 Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Provinsi Aceh.

www.pakiqin.com/ search/label/CGP-7
Alamat Portofolio Digital

Ahmad Sodiqin, S.ST
Calon Guru Penggerak Angkatan 7

Nurlindayani, S.Pd
Pengajar Praktik

IRVAN, S.Pd
Fasilitator

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel